Life Mapping

Beberapa minggu lalu, usai memberikan pelatihan motivasi anak-anak AKPER Luwuk, saya tersentak kaget mendengarkan pertanyaan seorang peserta. “Bagaimana menentukan titik sukses saya? Bagaimana supaya saya tetap termotivasi dalam hidup?” Sungguh pertanyaan yang tidak biasa. Selama saya memberikan pelatihan motivasi bersama sejumlah kawan di Jakarta, baru kali ini saya temukan pertanyaan ini. Saya tersenyum bahagia. 🙂

Saya sedikit ragu menjelaskan titik sukses yang sesungguhnya. Karena tanpa dasar yang kuat, sukar sekali mendefenisikan makna terdalam “sukses”. Setiap orang punya standar sukses masing-masing. Artinya, saya harus mampu menerima presepsi masing-masing orang mengenai kesuksesan. Namun, saya yakin semua orang akan bersepakat, kalau sukses itu dekat sekali dengan pencapaian-pencapaian perencanaan seseorang. Inilah yang saya sebut life mapping atau dalam bahasa sederhananya peta kehidupan.

Life Mapping (peta kehidupan) inilah sebagai dasar kuat untuk menguraikan titik kesuksesan seseorang. Logikanya, bagaimana mungkin, saya siap mengatakan sukses jika dalam hidup saya tidak ada rencana menuju kesuksesan. Bagaimana mungkin saya merasa bahagia kalau dalam hidup ini saya tidak punya peta yang jelas. Bagaimana mungkin saya akan sampai tujuan yang tepat jika saya tidak membuat peta yang pasti menuju stasiun kesuksesan. Oleh karenanya, kita membutuhkan peta kehidupan.

Tak rumit sebenarnya merancang peta kehidupan kita. Kita cukup menentukan tujuan hidup ini, lalu sedikit demi sedikit kita mulai menuliskan impian-impian kita atau pencapaian-pencapaian keberhasilan hidup. Petakan pencapaian kita lima tahun akan datang, bahkan sepuluh tahun akan datang. Petakan pula kehidupan kita. Mulai dari finansial, rumah, kesehatan, masa pensiun, jumlah rekening tabungan, dan lain sebagainya. Bahkan, Anda yang masih membujang, sangat baik sekali saya anjurkan juga untuk memetakan calon istri Anda.

Lantas, apa hubungan antara peta kehidupan kita dengan titik kesuksesan hidup? Jelas sekali hubungannya. Saya berpikir dengan memiliki peta kehidupan berarti kita telah memiliki panduan jelas melangkah dalam hidup. Kita tahu benar sasaran yang kita “tembak”. Artinya, begitu kita telah berhasil mencapai target sesuai dengan peta kehidupan, maka disitulah kita dapat mengukur tingkat kesuksesan kita. Manfaat lainnya, dengan memiliki peta kehidupan, Anda akan termorivasi dalam menjalani liku-liku kehidupan. Anda akan berupaya keras mewujudnya peta kehidupan yang telah Anda buat. Jarang sekali Anda merasa putus asa. Sekali Anda gagal, saya yakin Anda tak akan pernah menyerah, never give up. Anda terus gigih menjalani peta kehidupan ini.

Sebaliknya, saya mohon maaf, sebagian diantara kita tak punya life mapping dalam menjalani kehidupannya. Padahal, kita semua, termasuk saya, punya keterbatasan waktu dalam hidup. Paling-paling dalam usia 70 tahun saya sudah dipanggail sang illahi. Maka, tanpa adanya life mapping, sesungguhnya saya telah menyianyiakan waktu hidup saya. Usia kita tidak optimal diberdayagunakan guna mencapai titik kesuksesan kita masing-masing.

Saya teringat dengan seorang sahabat lama saya. Usianya jauh lebih tua dari saya.  Masa remajanya penuh dengan ketidakpastian hidup. Harta yang banyak membuatnya tergiur dengan gemerlapnya dunia. Maklum anak orang kaya. Sampai diusia tiga puluh tahun, perusahaan orang tuanya gulung tikar. Dititik itulah ia tersadar bahwa hidup harus punya rencana masa mendatang. Hidup harus dipetakan. Mulailah sahabat saya ini merumuskan impian-impiannya. Ia mulai merancang life mapping miliknya. Alhasil, tiap harinya selalu bersemangat. Dalam benaknya, ia harus mencapai semua impian dalam hidupnya. Dengan begitu, ia tak pernah menyerah. Terus berupaya keras, dengan segenap kekuatannya, menuju titik suksesnya.  Sekarang ia telah hidup lebih baik, lebih terarah karena punya tujuan jelas.

Memetik hikmah dari sepenggal perjalanan hidup teman saya itu, saya menarik satu benang merah bahwa usia tidak menjadi penghambat untuk mencapai titik sukses dan terus termotivasi dalam hidup. Anda yang sudah berusia 50 tahun bahkan lebih, selama Anda masih memiliki kemauan, maka segeralah merencanakan kehidupan Anda. Segera buatlah Life Mapping dalam penjelajahan di hutan kehidupan ini. Lalu, saya yakin Anda akan terus termotivasi dan akhirnya Anda mencapai sukses. Semoga[]

17 respons untuk ‘Life Mapping

  1. pencinta bahasa berkata:

    salam kembali.. 🙂
    wahh, idea yang bagus nih. pernah sekali di kelas saya disuruh untuk menetapkan garis masa untuk mencapai matlamat yang tertentu dalam kehidupan. lebih kurang saja kan konsepnya?

  2. BUNGA PAGI berkata:

    KAPAN MAU KE MALAYSIA ?

    LEBIH MENARIK JIKA DAPAT BERDISKUSI BERSAMA TEMAN-TEMAN DI SINI.

    WASSALAM.

    P/S: KENALI TEMAN-TEMAN DI SINI BERSAMA PERSATUAN BELIA ISLAM NASIONAL (PEMBINA) pembina.com.my

  3. fahana_ann berkata:

    assalamualaikum, tetap mahu komen di blog berinformasi ni walaupun dah hantar emel..
    QLoA..sangat menarik dan mudah-mudahan dapat terus diamalkan dan ditarik segala yang positif, mengahampiri Al-Quran..
    betullah, kalau kita tinggalkan Al-Qur’an, Al-Quran akan tinggalkan kita..nyata, banyak perkara yang dapat diselesaikan dengan mendekati, memahami Al-Qur’an..

    Life mapping:saya setuju. saya pun dulunya kabur apa yang saya
    mahu, kini saya jelas dengan matlamat dan panduan hidup. cuma perlu lagi berusaha mendapatkan dan mencapai apa yang dikehendaki..pembelajaran tak pernah habis dan ilmu itu sangat luas..ilmu alam yang banya k mengajara kehidupan..

    Pasal cewek super:wah, ramai mahu mnjadi cewek super..ya, kembali kepada Allah, al-qur’an, nabi. juga boleh pada hukum tarikan..saudara mahu cewek super, pasti dia juga akan mendekati saudara kerana saudara inginkannya..

    (maaf ya agak panjang komentarnya..jemput singgah ke blogku..)

  4. Siti Nor Haliza Bt Osman berkata:

    salam…
    saya baru selesai membaca buku Quranil Law of attraction…sangat menarik dan menarik…dan menarik….sebenarnya itulah sepatutnya kehidupan yang perlu kita lalui…moga saya akan terus berpeluang membaca karya saudara..tq

  5. Abied berkata:

    Iya pak, mestinya kita memang fokus pada masa yang masih ada di depan. Kalo usianya 50, berarti masih ada sekitar 10 tahunan (kita anggap usia kita 60 – normalnya begitu), ada 10 tahun masa untuk berjaya dengan segala rencana.
    Apalagi bagi yang usianya baru 30 an ato 40-an, masanya masih panjang.
    Kadang, orang lebih sering fokus pada apa yang tidak dimiliki daripada yang dimiliki.
    Saya, Abied, dari sebuah tempat paling indah di dunia. :mrgreen:
    Salam kenal …

  6. syahan berkata:

    “waktu memang lama dan tak terbatas..tetapi kita tidak tahu seberapa lama waktu untuk kita.”
    bisa minta contoh life mapping seperti apa?? thanks

  7. Marliana berkata:

    Asmkm..
    Ya, adik memang sesuai jadi ahli life mapping, baru 22 tahun sudah sukses. Tapi bagi yang sudah 30 tahun seperti saya, ngga’ ada harapan lagi

  8. indah berkata:

    memang benar kita harus menyusun life mapping dalam kehidupan kita. tapi yang jadi masalah bagi saya, ternyata dalam merencanakannya,masih ada keraguan yang melintasi, “apakah semua itu bisa terjadi? sepertinya hal itu tidak mungkin untuk terwujud”. terima kasih…

  9. Ayah Safa berkata:

    ya,,, peta yang jelas akan membawa kita ke tujuan yang benar, melalui jalan yang tepat, dan mencapainya lebih cepat… hidup klo gak ada tujuan,, kayak anak ayam kehilangan induknya, gak jelas, hidup ini mau ngapain dan akan kemana hasil yang dilakukannya selama ini… nice post, thank you!

Tinggalkan komentar